Makalah Konsep Sehat Sakit
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Memang sulit untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan
segar, kebanyakan orang bilang Sehat Itu Mahal, tetapi benarkah tentang fakta
itu, tapi menurut pendapat para Ilmu Kesehatan Dunia (WHO) , memang sehat itu
mahal, karena kita harus memakan- makanan yang penuh dengan gizi, akan kaya
protein, zat besi, dan lain-lain. Sementara itu kita harus membeli makanan itu
dengan harga yang cukup mahal, apa lagi harga sayur-mayur, susu, beras, lauk
pauk, dll, mungkin sedang melonjak harganya di pasar-pasar tradisional.
Untuk itu hiduplah dengan jaga kesahatan anda karena
itu sangat penting bagi anda dan keluarga anda.
Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering
dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan
benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi
secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya
dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa
segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat
manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh
pasien berfungsi secara normal.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu
mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis
yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling
mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks
pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedok-teran,
dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian
tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu.
Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau
ketidakmampuan manusia beradap-tasi dengan lingkungan baik secara biologis,
psikologis maupun sosial budaya.
B.
Rumusan Masalah
a. Apa Perbedaan Pengertian Sehat Menurut Para Ahli ?
b. Apa Yang di Maksud Dengan Pengertian Sakit ?
c. Bagaimana Terjadinya Rentang Sehat Sakit ?
d. Bagaimana Status Kesehatan ?
e. Faktor Yang Mempengaruhi Sehat ?
f. Apa Saja Yang Dapat Menyebabkan Penyebab Penyakit?
g. Bagaimana Perilaku Sakit (Sick Role Behaviour) ?
h. Bagaimana Tahap-Tahap Perilaku Sakit ?
i.
Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku sakit ?
C.
Tujuan Masalah
Tujuan
dari pembuatan makalah yang berjudul “ Konsep Sehat Sakit ” yaitu:
- Mengetahui
Pengertian Sehat Menurut Para Ahli ?
- Mengetahui
Pengertian Sakit ?
- Mengetahui
Rentang Sehat Sakit ?
- Mengetahui
Status Kesehatan ?
- Mengetahui
Mempengaruhi Sehat ?
- Mengetahui
Penyebab Penyakit?
- Mengetahui
Perilaku Sakit (Sick Role Behaviour) ?
- Bagaimana
Tahap-Tahap Perilaku Sakit ?
- Mengetahui
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku sakit ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya
terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual
Berikut ini beberapa
definisi sehat menurut para ahli:
a.
Sehat menurut
WHO (1927)
Sehat adalah keadaan utuh secara fisik,
jasmani, metal, dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari
penyakit cacat dan kelemahan.
Mengandung 3
karakteristik :
a) Merefleksikan perhatian pada individu sebagai
manusia
b) Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal
dan eksternal.
c) Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan
prodiktif
b. Sehat menurut UU No.23/1992 tantang Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan
(jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
c. Sehat menurut Pepkin’s
Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan dinamis
antara bentuk dan fungsi tubuh yang dapat mengadakan penyesuaian sehungga tubuh
dapat mengatasi gangguan dari luar.
d. Sehat menurut Zaidin Ali (1999)
Sehat adalah suatu kondisi keseimbangan antara
status kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial, dan spiritual
yang memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri dan produktif.
e. Sehat menurut Pender (1982)
Sehat adalah aktualisasi (perwujudan yang diperoleh
individu melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain, perilaku yang
sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian
diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas structural.
A.
Pengertian Sakit
Sakit
adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau
seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses
penyakit.
Oleh
karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien dengan
Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti
bisaanya, sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan
diri untuk menjalanai operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi
lain, selain dimensi fisik.
Berikut beberapa
definisi sakit menurut para ahli
a.
Sakit menurut
Parson (1972)
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu
sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai system biologis dan
penyesuaian sosialnya.
b. Sakit menurut Bauman (1965)
Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan
apakah mereka sakit :
a) Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri
b) Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik,
buruk, sakit.
c) Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari :
bekerja, sekolah.
c. Sakit menurut Perkin’s
Sakit adalah sautu keadaan yang tidak menyenangkan
yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam aktivitas
sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani, maupun sosial.
d. Sakit menurut Webster’s New Coligiat Act
Sakit adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh
melemah.
e. Sakit menurut Zaidin Ali (1998)
Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu
keseimbangan status kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial,
dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktifitas dan
kemandirian individu baik secara keseluruhan maupun sebagian.
B.
Rentang Sehat Sakit
Status kesehatan seseoorang
terletak antara dua kutub, yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status
kesehatan kita bergerak kearah kematian maka kita berada dalam area sakit (Illness area), dan apabila status
kesehatan kita bergerak ke arah sehat
maka kita berada dalam areasehat (Wllness
are). Jadi, status kesehatan selalu dinamis dan berubah setiap saat.
Sesuai dengan rentang sehat-sakit
maka status kesehatan dapat dibagi dalam keadaan optimal sehat atau kurang
sehat, sakit ringan atau sakit berat sampai meinggal dunia. Apabila individu
berada dalam area sehat maka dilakukan upaya pencegahan primer (primary prevention), yaitu perlindungan
kesehatan (Health protection) dan
perlindungan khusus (Specific protection)
agar terhindar dari penyakit. Apabila individu berada dalam area sakit maka
dilakukan upaya pencegahan sekunder dan tersier, yaitu dengan diagnosis dini
dan pengobatan yang tepat, pencegahan perburukan penyakit dan rehabilitasi.
C.
Status Kesehatan
Status kesehatan merupakan suatu
keadaan kesehatan seseorang dalam rentang sehat-sakit yang bersifat dinamis dan
dipengaruhi oleh perkembangan, sosial kultural, pengalaman masa lalu, aharapan
seseorang tentang dirinya, keturunan, lingkungan, dan pelayanan.
- Perkembangan
Perubahan status
kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan
dan perkembangan.
- Sosial
dan cultural
Perubahan status
kesehatan seseorang dipengaruhi oleh pemikiran dan keyakinan sehingga dapat
menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.
- Pengalaman
masa lalu
Perubahan
status kesehatan dapat dipengaruhi juga oleh pengalaman masa lalu. Hal ini
dapat diketahui jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau
pengalaman kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan
selanjutnya.
- Harapan
seseorang tentang dirinya
Harapan meruapakan
salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status kesehatan ke
arah yang optimal. Harapan ini dapat menghasilkan status kesehatan ke tingkat
yang lebih baik secara fisik maupun secara psikologis.
- Keturunan
Keturunan juga dapat
mempengaruhi terhadap status kesehatan seseorang mengingat poteni perubahan
status kesehhatan telah dimiliki melalui faktor genetik.
- Lingkungan
Lingkungan yang
dimakksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri,
tempat pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang kurang memenuhi
persyaratan kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat yang
dapat merubah status kesehatan.
- Pelayanan
Pelayanan kesehatan
dapat berupa tempat pelayanan atau
sistem pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan.
D.
Faktor Yang Mempengaruhi Sehat
Yang
dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan adalah
faktor-faktor yang berpengaruh baik yang bersifat menunjang ataupun yang
berisfat menghambat terhadap keadaan sehat-sakit.
Ada
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan individu yaitu:
- Faktor
lingkungan
Pengaruh
lingkungan terhadap kesehatan besar sekali. Hal ini disebabkan karena
faktor-faktor penyebab penyakit dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian penting
dan besarnya pengaruh lingkungan terhadap kesehatan.
- Faktor
Sosial Budaya
Fakrot
sosial budaya merupakan faktor kedua yang cukup besar pengaruhnya terhadap
kesehatan. Termasuk ke dalam faktor ini adalah :
a)
Tingkah laku,
kebisaaan, adat istiadat
b)
Kepercayaan,
pandangan hidup, nilai-nilai
c)
Sosial ekonomi
tarap hidup dan penghasilan
d)
Demigrafi,
kepadatan penduduk
e)
Pendidikan
- Fasilitas
kesehatan
Yang termasuk ke dalam
faktor ini adalah :
a)
Lokasi, tempat
pelayanan dekat atau dapat dijangkau dan diketahui oleh masyarakat atau tidak
b)
Usha informasi
dan motivasi
c)
Program : apakah
meliputi semua kebutuhan kesehatan masyarakat atau tidak.
- Keturunan
Yang termasuk ke dalam
faktor ini adalah :
a)
Genetik
b)
Struktur tubuh
Keempat
faktor di atas dapat menunjang ataupun menghambat kesehatan, sehingga dapat
memudahkan atau menyulitkan timbulnya sehat-sakit, dan juga faktor-faktor
tersebut saling mempengaruhi.
E.
Penyebab Penyakit
Istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan
dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Sumber penyakit
manusia 90% berasal dari Usus (Kolon) yang tidak bersih/tidak sehat. Makanan
yang dimakan tiap hari akan meninggalkan sisa pada permukaan dinding usus.
Tumpukan sisa makanan mengendap dari waktu ke waktu yang akan menyebabkan toxid
(bahan beracun). Selanjutnya toxid (bakteri, fungi, dan parasit) akan masuk ke
dalam sistem peredaran darah sehingga menghasilkan toxin(racun) dalam darah.
Penyakit bisa timbul
karena terjadi ketidak seimbangan antara :
- Penyebab
Penyakit (Agent)
Agent adalah penyebab utama penyakit (causaprimer),
dimana tanpa kehadirannya penyakit yang spesifik tidak akan timbul.
Kelompok agent bisa
berupa :
a)
Elemen gizi
-
Jodium
-
Kekurangan/kelebihan
viatamin-vitamin/mineral
b)
Kimia eksogen
Zat
kimia yyang berasal dari luar tubuh, misalnya : obat-obat insektisida, CO, dan
lain-lain
c)
Kimia endogen
Zat-zat
kimia yang berasal dari tubuh manusia, misalnya metabolisme, urium, billirbin,
hormone thyroksin yang berlebihan, dan lain-lain.
- Lingkungan
Yang
termasuk ke dalam faktor lingungan dapat dibedakan atas faktor fisik, biologis,
dan sosial ekonomi.
a)
Faktor fisik
misalnya geografi, dataran tinggi, daerah rawan dan musim.
b)
Faktor biologis
misalnya tumbuh-tumbuhan, faktor perantara (lalat, nyamuk, kecoa) dan binatang
berbisa.
c)
Sosial ekonomi
meliputi perkembangan ekonomi, stktur sosial, politik dan kepadatan penduduk.
F.
Perilaku Sakit (Sick Role Behaviour)
Perilaku sakit mencakup semua kegiatan yang
dilakukan orang sakit untuk merasakan mendefinisikan, menginterpretasikan
gangguan serta mencari pengobatan yang tepat. Sedangkan perilaku sehat mencakup
semua kegiatan yang dilakukan oleh orang untuk mencegah atau mendeteksi adanya
penyakit pada setiap tingkat gangguan.
Gangguan dapat diinterpretasikan berbeda oleh orang
yang berbeda, sehingga mempengaruhi keputusan yang diambil. Lesu ketika bangun
tidur, dapat diinterpretasikan kelelahan oleh orang yang baru bekerja keras;
atau gejala flu pada cuaca mendung; atau penyakit bertambah parah pada orang
yang berpenyakit kronis. Interpretasi berbeda akan menyebabkan tindakan
pengobatan yang berbeda. Perilaku sakit merupakan fungsi dari pengalaman saat
itu, pengalaman masa lalu, proses informasi dan proses kognitif.
Menurut Parsons, perilaku spesifik yang tampak bila
seseorang memilih peran sebagai orang sakit, yaitu orang sakit tidak dapat
disalahkan sejak mulai sakit, dikecualikan dari tanggung jawab pekerjaan,
sosial dan pribadi, kemudian orang sakit dan keluarganya diharapkan mencari
pertolongan agar segera sembuh.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang
meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan
menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan
sistem pelayanan kesehatan. Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit
perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping.
G.
Tahap-Tahap Perilaku Sakit
- Tahap
I (Mengalami Gejala
a)
Pada tahap ini
pasien menyadari bahwa ”ada sesuatu yang salah ”
b)
Mereka mengenali
sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum menduga adanya diagnosa
tertentu.
c)
Persepsi
individu terhadap suatu gejala meliputi: (a) kesadaran terhadap perubahan fisik
(nyeri, benjolan, dll); (b) evaluasi terhadap perubahan yang terjadi dan
memutuskan apakah hal tersebut merupakan suatu gejala penyakit; (c) respon
emosional.
d)
Jika gejala itu
dianggap merupakan suatu gejal penyakit dan dapat mengancam kehidupannya maka
ia akan segera mencari pertolongan.
- Tahap
II (Asumsi Tentang Peran Sakit)
a)
Terjadi jika
gejala menetap atau semakin berat
b)
Orang yang sakit
akan melakukan konfirmasi kepada keluarga, orang terdekat atau kelompok
sosialnya bahwa ia benar-benar sakit sehingga harus diistirahatkan dari
kewajiban normalnya dan dari harapan terhadap perannya.
c)
Menimbulkan
perubahan emosional
d)
Seseorang
awalnya menyangkal pentingnya intervensi dari pelayanan kesehatan, sehingga ia
menunda kontak dengan sistem pelayanan kesehatan akan tetapi jika gejala itu
menetap dan semakin memberat maka ia akan segera melakukan kontak dengan sistem
pelayanan kesehatan dan berubah menjadi seorang klien.
- Tahap
III (Kontak dengan Pelayanan Kesehatan)
a)
Pada tahap ini
klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari seorang ahli, mencari
penjelasan mengenai gejala yang dirasakan, penyebab penyakit, dan implikasi
penyakit terhadap kesehatan dimasa yang akan datang
b)
Profesi
kesehatan mungkin akan menentukan bahwa mereka tidak menderita suatu penyakit
atau justru menyatakan jika mereka menderita penyakit yang bisa mengancam
kehidupannya. Klien bisa menerima atau menyangkal diagnosa tersebut.
c)
Bila klien
menerima diagnosa mereka akan mematuhi rencan pengobatan yang telah ditentukan,
akan tetapi jika menyangkal mereka mungkin akan mencari sistem pelayanan
kesehatan lain, atau berkonsultasi dengan beberapa pemberi pelayanan kesehatan
lain sampai mereka menemukan orang yang membuat diagnosa sesuai dengan
keinginannya atau sampai mereka menerima diagnosa awal yang telah ditetapkan.
d)
Klien yang
merasa sakit, tapi dinyatakan sehat oleh profesi kesehatan, mungkin ia akan
mengunjungi profesi kesehatan lain sampai ia memperoleh diagnosa yang
diinginkan
e)
Klien yang sejak
awal didiagnosa penyakit tertentu, terutama yang mengancam kelangsungan hidup,
ia akan mencari profesi kesehatan lain untuk meyakinkan bahwa kesehatan atau
kehidupan mereka tidak terancam. Misalnya: klien yang didiagnosa mengidap
kanker, maka ia akan mengunjungi beberapa dokter sebagai usaha klien
menghindari diagnosa yang sebenarnya.
- Tahap
IV (Peran Klien Dependen)
a)
Pada tahap ini
klien menerima keadaan sakitnya, sehingga klien bergantung pada pada pemberi
pelayanan kesehatan untuk menghilangkan gejala yang ada.
b)
Klien menerima
perawatan, simpati, atau perlindungan dari berbagai tuntutan dan stress
hidupnya.
c)
Secara sosial
klien diperbolehkan untuk bebas dari kewajiban dan tugas normalnya semakin
parah sakitnya, semakin bebas.
d)
Pada tahap ini
klien juga harus menyesuaikanny dengan perubahan jadwal sehari-hari. Perubahan
ini jelas akan mempengaruhi peran klien di tempat ia bekerja, rumah maupun
masyarakat.
- V
(Pemulihan dan Rehabilitasi)
a)
Merupakan tahap
akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara tiba-tiba, misalnya
penurunan demam.
b)
Penyembuhan yang
tidak cepat, menyebabkan seorang klien butuh perawatan lebih lama sebelum
kembali ke fungsi optimal, misalnya pada penyakit kronis.
c)
Tidak semua
klien melewati tahapan yang ada, dan tidak setiap klien melewatinya dengan
kecepatan atau dengan sikap yang sama. Pemahaman terhadap tahapan perilaku
sakit akan membantu perawat dalam mengidentifikasi perubahan-perubahan perilaku
sakit klien dan bersama-sama klien membuat rencana perawatan yang efektif.
H.
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku sakit
- Faktor
Internal
a)
Persepsi
individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami
Klien
akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu rutinitas
kegiatan sehari-hari. Misal: Tukang Kayu yang menderitas sakit punggung, jika
ia merasa hal tersebut bisa membahayakan dan mengancam kehidupannya maka ia
akan segera mencari bantuan.
b)
Asal atau Jenis
penyakit
Pada
penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin mengganggu
fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien bisanya akan segera mencari
pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan.
Sedangkan
pada penyakit kronik bisaany berlangsung lama (>6 bulan) sehingga jelas
dapat mengganggu fungsi diseluruh dimensi yang ada. Jika penyakit kronik itu
tidak dapat disembuhkan dan terapi yang diberikan hanya menghilangkan sebagian
gejala yang ada, maka klien mungkin tidak akan termotivasi untuk memenuhi
rencana terapi yang ada.
- Faktor
Eksternal
a)
Gejala yang
Dapat Dilihat
Gajala
yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi Citra Tubuh dan Perilaku
Sakit. Misalnya: orang yang mengalami bibir kering dan pecah-pecah mungkin akan
lebih cepat mencari pertolongan dari pada orang dengan serak tenggorokan,
karena mungkin komentar orang lain terhadap gejala bibir pecah-pecah yang
dialaminya.
b)
Kelompok Sosial
Kelompok
sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit, atau justru meyangkal
potensi terjadinya suatu penyakit. Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny.
A dan Ny.B berusia 35 tahun yang berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda
telah menemukan adanya benjolan pada Payudaranya saat melakukan SADARI.
Kemudian mereka mendisukusikannya dengan temannya masing-masing. Teman Ny. A
mungkin akan mendorong mencari pengobatan untuk menentukan apakah perlu
dibiopsi atau tidak; sedangkan teman Ny. B mungkin akan mengatakan itu hanyalah
benjolan bisaa dan tidak perlu diperiksakan ke dokter
c)
Latar Belakang
Budaya
Latar
belakang budaya dan etik mengajarkan sesorang bagaimana menjadi sehat, mengenal
penyakit, dan menjadi sakit. Dengan demikian perawat perlu memahami latar
belakang budaya yang dimiliki klien.
d)
Ekonomi
Semakin
tinggi tingkat ekonomi seseorang bisaanya ia akan lebih cepat tanggap terhadap
gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan segera mencari pertolongan
ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya.
e)
Kemudahan Akses
Terhadap Sistem Pelayanan
Dekatnya
jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis lain sering
mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki sistem pelayanan kesehatan.
f)
Dukungan Sosial
Dukungan
sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan yang bersifat
peningkatan kesehatan. Di institusi tersebut dapat dilakukan berbagai kegiatan,
seperti seminar kesehatan, pendidikan dan pelatihan kesehatan, latihan
(aerobik, senam POCO-POCO dll). Juga menyediakan fasilitas olehraga seperti,
kolam renang, lapangan Bola Basket, Lapangan Sepak Bola, dll
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara umum sehat merupakan keadaan yang tidak hanya
untuk terbebas dari penyakit tetapi meliputi seuruh aspek kehidupan manusia.
Selain itu juga selain ada sehat terdapat juga sakit. Sakit secara umum meruapakan
keadaan yang tidak hanya terjadinya proses penyakit tetapi dimana keadaan
fisik, emosional, sosial dan perkembangan seseorang terganggu. Untuk
memebedakan anatara sehat dan skit terdapat adanya rentang sehat sakit.
Sehat juga dipengaruhi oleh beberapa factor. Bukan
hanya sehat saja yang dipengaruhi oleh beberapa factor tetapi juga sakit. Jika
kita merasa sakit berarti ada penyakit yang bersarang di tubuh kita. Sakit itu
di timbulkan oleh beberapa penyakit. Biasanya penyakit di timbulkan oleh keadaan
lingkungan di sekitarnya.
B.
Saran
Setelah kita membaca kutipan di atas, kami sebagai
penulis makalah ini, kami memberi saran kepada seluruh khalayak untuk tetap
memperhatikan kondisi kita. Sehat merupakan sesuatu yang sangat mahal bagi
kita, jika kita tidak menjaga kesehatan kita, maka kita akan terserang
penyakit.
Selain itu juga, kami memberi saran kepada para
medis untuk tetap memperhatikan kesehatan masyarakat supaya Negara kita
terhindar dari berbagai macam penyakit. Kami juga berharap dari pihak medis
memberikan penyuluhan kepada masyarakat awam mengenai kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Zaidin, H. 2001. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika.
Aziz, Alimul Hidayat, A. 1999. Pengantar Konsep
Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Gaffar, La Ode Jumadi, S.Kp. 1999. Pengantar
Keperawatan Profesional; editor, Yasmin Asih. Jakarta: EGC.
Radiat,
Ojo, H. 1984. Sinopsis Dasar-dasar Keperawatan. Jakarta: Depkes RI.
Steven, P.J.M. 1999. Ilmu Keperawatan. Jilid 1 /
P.J.M. Stevens, F.Bordui, W.E. van ser Meer, G.I. Almekinders, J. Caris, J.A.G.
van der Weyde; alih bahasa, J.A. Tomasow; editor edisi bahasa Indonesia, Monica
Ester. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar