Senin, 13 November 2017

konsep sehat sakit

Makalah Konsep Sehat Sakit

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Memang sulit untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan segar, kebanyakan orang bilang Sehat Itu Mahal, tetapi benarkah tentang fakta itu, tapi menurut pendapat para Ilmu Kesehatan Dunia (WHO) , memang sehat itu mahal, karena kita harus memakan- makanan yang penuh dengan gizi, akan kaya protein, zat besi, dan lain-lain. Sementara itu kita harus membeli makanan itu dengan harga yang cukup mahal, apa lagi harga sayur-mayur, susu, beras, lauk pauk, dll, mungkin sedang melonjak harganya di pasar-pasar tradisional.
Untuk itu hiduplah dengan jaga kesahatan anda karena itu sangat penting bagi anda dan keluarga anda.
Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedok-teran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradap-tasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosial budaya.

B.     Rumusan Masalah
a.       Apa Perbedaan Pengertian Sehat Menurut Para Ahli ?
b.      Apa Yang di Maksud Dengan Pengertian Sakit ?
c.       Bagaimana Terjadinya Rentang Sehat Sakit ?
d.      Bagaimana Status Kesehatan ?
e.       Faktor Yang Mempengaruhi Sehat ?
f.       Apa Saja Yang Dapat Menyebabkan Penyebab Penyakit?
g.      Bagaimana Perilaku Sakit (Sick Role Behaviour) ?
h.      Bagaimana Tahap-Tahap Perilaku Sakit ?
i.        Faktor yang Mempengaruhi Perilaku sakit ?

C.    Tujuan Masalah
Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul “ Konsep Sehat Sakit ” yaitu:

  1. Mengetahui Pengertian Sehat Menurut Para Ahli ?
  2. Mengetahui Pengertian Sakit ?
  3. Mengetahui Rentang Sehat Sakit ?
  4. Mengetahui Status Kesehatan ?
  5. Mengetahui Mempengaruhi Sehat ?
  6. Mengetahui Penyebab Penyakit?
  7. Mengetahui Perilaku Sakit (Sick Role Behaviour) ?
  8. Bagaimana Tahap-Tahap Perilaku Sakit ?
  9. Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Perilaku sakit ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual
Berikut ini beberapa definisi sehat menurut para ahli:
a.       Sehat menurut WHO (1927)
Sehat adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, metal, dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan.
Mengandung 3 karakteristik :
a)      Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
b)      Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal.
c)      Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan prodiktif
b.      Sehat menurut UU No.23/1992 tantang Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
c.       Sehat menurut Pepkin’s
Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh yang dapat mengadakan penyesuaian sehungga tubuh dapat mengatasi gangguan dari luar.
d.      Sehat menurut Zaidin Ali (1999)
Sehat adalah suatu kondisi keseimbangan antara status kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial, dan spiritual yang memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri dan produktif.
e.       Sehat menurut Pender (1982)
Sehat adalah aktualisasi (perwujudan yang diperoleh individu melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas structural.
A.    Pengertian Sakit
Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.
Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti bisaanya, sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalanai operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.
Berikut beberapa definisi sakit menurut para ahli
a.       Sakit menurut Parson (1972)
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai system biologis dan penyesuaian sosialnya.
b.      Sakit menurut Bauman (1965)
Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit :
a)      Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri
b)      Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit.
c)      Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja, sekolah.
c.       Sakit menurut Perkin’s
Sakit adalah sautu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani, maupun sosial.
d.      Sakit menurut Webster’s New Coligiat Act
Sakit adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh melemah.
e.       Sakit menurut Zaidin Ali (1998)
Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial, dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktifitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan maupun sebagian.
B.     Rentang Sehat Sakit
            Status kesehatan seseoorang terletak antara dua kutub, yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian maka kita berada dalam area sakit (Illness area), dan apabila status kesehatan  kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam areasehat (Wllness are). Jadi, status kesehatan selalu dinamis dan berubah setiap saat.
            Sesuai dengan rentang sehat-sakit maka status kesehatan dapat dibagi dalam keadaan optimal sehat atau kurang sehat, sakit ringan atau sakit berat sampai meinggal dunia. Apabila individu berada dalam area sehat maka dilakukan upaya pencegahan primer (primary prevention), yaitu perlindungan kesehatan (Health protection) dan perlindungan khusus (Specific protection) agar terhindar dari penyakit. Apabila individu berada dalam area sakit maka dilakukan upaya pencegahan sekunder dan tersier, yaitu dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, pencegahan perburukan penyakit dan rehabilitasi.
C.    Status Kesehatan
            Status kesehatan merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang dalam rentang sehat-sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh perkembangan, sosial kultural, pengalaman masa lalu, aharapan seseorang tentang dirinya, keturunan, lingkungan, dan pelayanan.
  1. Perkembangan
Perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan.
  1. Sosial dan cultural
Perubahan status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh pemikiran dan keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.
  1. Pengalaman masa lalu
Perubahan status kesehatan dapat dipengaruhi juga oleh pengalaman masa lalu. Hal ini dapat diketahui jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalaman kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutnya.



  1. Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan meruapakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status kesehatan ke arah yang optimal. Harapan ini dapat menghasilkan status kesehatan ke tingkat yang lebih baik secara fisik maupun secara psikologis.
  1. Keturunan
Keturunan juga dapat mempengaruhi terhadap status kesehatan seseorang mengingat poteni perubahan status kesehhatan telah dimiliki melalui faktor genetik.
  1. Lingkungan
Lingkungan yang dimakksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri, tempat pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang kurang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah status kesehatan.
  1. Pelayanan
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau  sistem pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan.
D.    Faktor Yang Mempengaruhi Sehat
Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan adalah faktor-faktor yang berpengaruh baik yang bersifat menunjang ataupun yang berisfat menghambat terhadap keadaan sehat-sakit.
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan individu yaitu:
  1. Faktor lingkungan
Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan besar sekali. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor penyebab penyakit dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian penting dan besarnya pengaruh lingkungan terhadap kesehatan.
  1. Faktor Sosial Budaya
Fakrot sosial budaya merupakan faktor kedua yang cukup besar pengaruhnya terhadap kesehatan. Termasuk ke dalam faktor ini adalah :
a)      Tingkah laku, kebisaaan, adat istiadat
b)      Kepercayaan, pandangan hidup, nilai-nilai
c)      Sosial ekonomi tarap hidup dan penghasilan
d)     Demigrafi, kepadatan penduduk
e)      Pendidikan
  1. Fasilitas kesehatan
Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah :
a)      Lokasi, tempat pelayanan dekat atau dapat dijangkau dan diketahui oleh masyarakat atau tidak
b)      Usha informasi dan motivasi
c)      Program : apakah meliputi semua kebutuhan kesehatan masyarakat atau tidak.
  1. Keturunan
Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah :
a)      Genetik
b)      Struktur tubuh
Keempat faktor di atas dapat menunjang ataupun menghambat kesehatan, sehingga dapat memudahkan atau menyulitkan timbulnya sehat-sakit, dan juga faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi.
E.     Penyebab Penyakit
Istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Sumber penyakit manusia 90% berasal dari Usus (Kolon) yang tidak bersih/tidak sehat. Makanan yang dimakan tiap hari akan meninggalkan sisa pada permukaan dinding usus. Tumpukan sisa makanan mengendap dari waktu ke waktu yang akan menyebabkan toxid (bahan beracun). Selanjutnya toxid (bakteri, fungi, dan parasit) akan masuk ke dalam sistem peredaran darah sehingga menghasilkan toxin(racun) dalam darah.
Penyakit bisa timbul karena terjadi ketidak seimbangan antara :
  1. Penyebab Penyakit (Agent)
Agent adalah penyebab utama penyakit (causaprimer), dimana tanpa kehadirannya penyakit yang spesifik tidak akan timbul.
Kelompok agent bisa berupa :
a)      Elemen gizi
-        Jodium
-        Kekurangan/kelebihan viatamin-vitamin/mineral
b)      Kimia eksogen
Zat kimia yyang berasal dari luar tubuh, misalnya : obat-obat insektisida, CO, dan lain-lain
c)      Kimia endogen
Zat-zat kimia yang berasal dari tubuh manusia, misalnya metabolisme, urium, billirbin, hormone thyroksin yang berlebihan, dan lain-lain.
  1. Lingkungan
Yang termasuk ke dalam faktor lingungan dapat dibedakan atas faktor fisik, biologis, dan sosial ekonomi.
a)      Faktor fisik misalnya geografi, dataran tinggi, daerah rawan dan musim.
b)      Faktor biologis misalnya tumbuh-tumbuhan, faktor perantara (lalat, nyamuk, kecoa) dan binatang berbisa.
c)      Sosial ekonomi meliputi perkembangan ekonomi, stktur sosial, politik dan kepadatan penduduk.
F.     Perilaku Sakit (Sick Role Behaviour)
Perilaku sakit mencakup semua kegiatan yang dilakukan orang sakit untuk merasakan mendefinisikan, menginterpretasikan gangguan serta mencari pengobatan yang tepat. Sedangkan perilaku sehat mencakup semua kegiatan yang dilakukan oleh orang untuk mencegah atau mendeteksi adanya penyakit pada setiap tingkat gangguan.
Gangguan dapat diinterpretasikan berbeda oleh orang yang berbeda, sehingga mempengaruhi keputusan yang diambil. Lesu ketika bangun tidur, dapat diinterpretasikan kelelahan oleh orang yang baru bekerja keras; atau gejala flu pada cuaca mendung; atau penyakit bertambah parah pada orang yang berpenyakit kronis. Interpretasi berbeda akan menyebabkan tindakan pengobatan yang berbeda. Perilaku sakit merupakan fungsi dari pengalaman saat itu, pengalaman masa lalu, proses informasi dan proses kognitif.

Menurut Parsons, perilaku spesifik yang tampak bila seseorang memilih peran sebagai orang sakit, yaitu orang sakit tidak dapat disalahkan sejak mulai sakit, dikecualikan dari tanggung jawab pekerjaan, sosial dan pribadi, kemudian orang sakit dan keluarganya diharapkan mencari pertolongan agar segera sembuh.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan. Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping.
G.    Tahap-Tahap Perilaku Sakit
  1. Tahap I (Mengalami Gejala
a)      Pada tahap ini pasien menyadari bahwa ”ada sesuatu yang salah ”
b)      Mereka mengenali sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum menduga adanya diagnosa tertentu.
c)      Persepsi individu terhadap suatu gejala meliputi: (a) kesadaran terhadap perubahan fisik (nyeri, benjolan, dll); (b) evaluasi terhadap perubahan yang terjadi dan memutuskan apakah hal tersebut merupakan suatu gejala penyakit; (c) respon emosional.
d)     Jika gejala itu dianggap merupakan suatu gejal penyakit dan dapat mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari pertolongan.
  1. Tahap II (Asumsi Tentang Peran Sakit)
a)      Terjadi jika gejala menetap atau semakin berat
b)      Orang yang sakit akan melakukan konfirmasi kepada keluarga, orang terdekat atau kelompok sosialnya bahwa ia benar-benar sakit sehingga harus diistirahatkan dari kewajiban normalnya dan dari harapan terhadap perannya.
c)      Menimbulkan perubahan emosional
d)     Seseorang awalnya menyangkal pentingnya intervensi dari pelayanan kesehatan, sehingga ia menunda kontak dengan sistem pelayanan kesehatan akan tetapi jika gejala itu menetap dan semakin memberat maka ia akan segera melakukan kontak dengan sistem pelayanan kesehatan dan berubah menjadi seorang klien.
  1. Tahap III (Kontak dengan Pelayanan Kesehatan)
a)      Pada tahap ini klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari seorang ahli, mencari penjelasan mengenai gejala yang dirasakan, penyebab penyakit, dan implikasi penyakit terhadap kesehatan dimasa yang akan datang
b)      Profesi kesehatan mungkin akan menentukan bahwa mereka tidak menderita suatu penyakit atau justru menyatakan jika mereka menderita penyakit yang bisa mengancam kehidupannya. Klien bisa menerima atau menyangkal diagnosa tersebut.
c)      Bila klien menerima diagnosa mereka akan mematuhi rencan pengobatan yang telah ditentukan, akan tetapi jika menyangkal mereka mungkin akan mencari sistem pelayanan kesehatan lain, atau berkonsultasi dengan beberapa pemberi pelayanan kesehatan lain sampai mereka menemukan orang yang membuat diagnosa sesuai dengan keinginannya atau sampai mereka menerima diagnosa awal yang telah ditetapkan.
d)     Klien yang merasa sakit, tapi dinyatakan sehat oleh profesi kesehatan, mungkin ia akan mengunjungi profesi kesehatan lain sampai ia memperoleh diagnosa yang diinginkan
e)      Klien yang sejak awal didiagnosa penyakit tertentu, terutama yang mengancam kelangsungan hidup, ia akan mencari profesi kesehatan lain untuk meyakinkan bahwa kesehatan atau kehidupan mereka tidak terancam. Misalnya: klien yang didiagnosa mengidap kanker, maka ia akan mengunjungi beberapa dokter sebagai usaha klien menghindari diagnosa yang sebenarnya.
  1. Tahap IV (Peran Klien Dependen)
a)      Pada tahap ini klien menerima keadaan sakitnya, sehingga klien bergantung pada pada pemberi pelayanan kesehatan untuk menghilangkan gejala yang ada.
b)      Klien menerima perawatan, simpati, atau perlindungan dari berbagai tuntutan dan stress hidupnya.
c)      Secara sosial klien diperbolehkan untuk bebas dari kewajiban dan tugas normalnya semakin parah sakitnya, semakin bebas.
d)     Pada tahap ini klien juga harus menyesuaikanny dengan perubahan jadwal sehari-hari. Perubahan ini jelas akan mempengaruhi peran klien di tempat ia bekerja, rumah maupun masyarakat.
  1. V (Pemulihan dan Rehabilitasi)
a)      Merupakan tahap akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara tiba-tiba, misalnya penurunan demam.
b)      Penyembuhan yang tidak cepat, menyebabkan seorang klien butuh perawatan lebih lama sebelum kembali ke fungsi optimal, misalnya pada penyakit kronis.
c)      Tidak semua klien melewati tahapan yang ada, dan tidak setiap klien melewatinya dengan kecepatan atau dengan sikap yang sama. Pemahaman terhadap tahapan perilaku sakit akan membantu perawat dalam mengidentifikasi perubahan-perubahan perilaku sakit klien dan bersama-sama klien membuat rencana perawatan yang efektif.
H.    Faktor yang Mempengaruhi Perilaku sakit
  1. Faktor Internal
a)      Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami
Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu rutinitas kegiatan sehari-hari. Misal: Tukang Kayu yang menderitas sakit punggung, jika ia merasa hal tersebut bisa membahayakan dan mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari bantuan.
b)      Asal atau Jenis penyakit
Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien bisanya akan segera mencari pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan.
Sedangkan pada penyakit kronik bisaany berlangsung lama (>6 bulan) sehingga jelas dapat mengganggu fungsi diseluruh dimensi yang ada. Jika penyakit kronik itu tidak dapat disembuhkan dan terapi yang diberikan hanya menghilangkan sebagian gejala yang ada, maka klien mungkin tidak akan termotivasi untuk memenuhi rencana terapi yang ada.
  1. Faktor Eksternal
a)      Gejala yang Dapat Dilihat
Gajala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi Citra Tubuh dan Perilaku Sakit. Misalnya: orang yang mengalami bibir kering dan pecah-pecah mungkin akan lebih cepat mencari pertolongan dari pada orang dengan serak tenggorokan, karena mungkin komentar orang lain terhadap gejala bibir pecah-pecah yang dialaminya.
b)      Kelompok Sosial
Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit, atau justru meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit. Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny. A dan Ny.B berusia 35 tahun yang berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda telah menemukan adanya benjolan pada Payudaranya saat melakukan SADARI. Kemudian mereka mendisukusikannya dengan temannya masing-masing. Teman Ny. A mungkin akan mendorong mencari pengobatan untuk menentukan apakah perlu dibiopsi atau tidak; sedangkan teman Ny. B mungkin akan mengatakan itu hanyalah benjolan bisaa dan tidak perlu diperiksakan ke dokter
c)      Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya dan etik mengajarkan sesorang bagaimana menjadi sehat, mengenal penyakit, dan menjadi sakit. Dengan demikian perawat perlu memahami latar belakang budaya yang dimiliki klien.
d)     Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang bisaanya ia akan lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya.
e)      Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan
Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis lain sering mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki sistem pelayanan kesehatan.
f)       Dukungan Sosial
Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan yang bersifat peningkatan kesehatan. Di institusi tersebut dapat dilakukan berbagai kegiatan, seperti seminar kesehatan, pendidikan dan pelatihan kesehatan, latihan (aerobik, senam POCO-POCO dll). Juga menyediakan fasilitas olehraga seperti, kolam renang, lapangan Bola Basket, Lapangan Sepak Bola, dll


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Secara umum sehat merupakan keadaan yang tidak hanya untuk terbebas dari penyakit tetapi meliputi seuruh aspek kehidupan manusia. Selain itu juga selain ada sehat terdapat juga sakit. Sakit secara umum meruapakan keadaan yang tidak hanya terjadinya proses penyakit tetapi dimana keadaan fisik, emosional, sosial dan perkembangan seseorang terganggu. Untuk memebedakan anatara sehat dan skit terdapat adanya rentang sehat sakit.
Sehat juga dipengaruhi oleh beberapa factor. Bukan hanya sehat saja yang dipengaruhi oleh beberapa factor tetapi juga sakit. Jika kita merasa sakit berarti ada penyakit yang bersarang di tubuh kita. Sakit itu di timbulkan oleh beberapa penyakit. Biasanya penyakit di timbulkan oleh keadaan lingkungan di sekitarnya.
B.     Saran
Setelah kita membaca kutipan di atas, kami sebagai penulis makalah ini, kami memberi saran kepada seluruh khalayak untuk tetap memperhatikan kondisi kita. Sehat merupakan sesuatu yang sangat mahal bagi kita, jika kita tidak menjaga kesehatan kita, maka kita akan terserang penyakit.
Selain itu juga, kami memberi saran kepada para medis untuk tetap memperhatikan kesehatan masyarakat supaya Negara kita terhindar dari berbagai macam penyakit. Kami juga berharap dari pihak medis memberikan penyuluhan kepada masyarakat awam mengenai kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin, H. 2001. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta:  Widya Medika.
Aziz, Alimul Hidayat, A. 1999. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba  Medika.
Gaffar, La Ode Jumadi, S.Kp. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional; editor, Yasmin Asih. Jakarta: EGC.
Radiat, Ojo, H. 1984. Sinopsis Dasar-dasar Keperawatan. Jakarta: Depkes RI.
Steven, P.J.M. 1999. Ilmu Keperawatan. Jilid 1 / P.J.M. Stevens, F.Bordui, W.E. van ser Meer, G.I. Almekinders, J. Caris, J.A.G. van der Weyde; alih bahasa, J.A. Tomasow; editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester. Jakarta: EGC.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PERMAINAN TRADISIONAL PECAH PIRING                                                                            BAB I...